Saturday, August 20, 2011

Konsep Trinitas/Tritunggal


Saya coba rangkumkan pengertian akan konsep dari trinitas/tritunggal ini.

Dalam kekristenan adalah 3 pribadi namun dalam 1 hakekat utama yaitu Allah itu
sendiri. Dan dimana 3 pribadi itu sama hakekatnya, kuasanya dan kemuliaannya.
Memahami tritunggal sama seperti halnya dengan memahami hakekatnya dari Allah
itu sendiri. Salah satu pokok dari Iman kekristenan adalah mempercayai 1 Allah
dengan 3 pribadi=Bapa, Putra, Roh Kudus = Trinitas/Tritunggal yg berarti 3
dalam 1.

Dalam penjabaran tersebut bisa dilihat sbb:
Allah sebagai Allah Bapa
Allah sebagai Allah Putera
Allah sebagai Allah Roh Kudus.

Meskipun kata Trinitas itu sendiri tidak terdapat dalam Alkitab baik dalam PL
maupun PB, tapi secara langsung maupun tdk lgsung Alkitab telah menunjukkan
keesaan Allah itu dalam 3 pribadi yg berbeda namun tetap satu.
Hal ini bisa dilihat pada dasar2 kajian Alkitab sbb:
- Pada saat penciptaan dalam kitab kejadian, Allah berkata: "Baiklah KITA
menjadikan....."
- Saat penciptaan dimana Bapa mencipta, Firman(Anak) menjadikan, dan Roh kudus
yg memulihkan.
- Saat Yesus dibaptis, penunjukan dalam kepribadian-Nya dengan saat yg
bersamaan muncul Roh kudus dalam manifestasi burung merpati turun ke atas Anak.

Dalam hal ini mmg mencakup 3 kepribadian seperti halnya Alkitab jg mengajar
dengan jelas bahwa Allah itu tetap 1 dan esa.

(ulangan 6:4) Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!

(Yesaya 44:6) beginilah firman TUHAN, RAJA dan PENEBUS Israel, TUHAN semesta
alam, "Akulah yg terdahulu & Akulah yg terkemudian, tidak ada ALLAH selain
dariKu.

Bahkan dalm PB pun ditegaskan bahwa Allah itu Esa!

(1 Kor 8:6) namun bagi kita hanya ada satu ALLAH SAJA, YAITU BAPA, yang dari
pada-Nya berasal segala sesuatu dan yg utk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja,
yaitu Yesus Kristus, yg olehNya segaala sesuatu dijadikan dan yang karena Dia
kita hidup (Roh)!

Ayat-ayat Alkitab ini diringkas dalam keimanan umat kristen/katholik juga
protestan, "Aku percaya pada satu Allah, Sang Bapa, Yang Mahakuasa...." Allah
yang Esa yang disebut Bapa ini - bukan karena jenis kelamin, tetapi sebagai
kata kias karena Dia adalah asal-usul dari segala sesuatu, pemelihara segala
sesuatu, pemberi segala sesuatu, dan pembimbing segala sesuatu - adalah
pencipta segala sesuatu. Dalam menciptakan segala sesuatu itu Ia melakukannya
melalui "Firman-Nya".

Bahkan Yesus sendiri juga menekankan PENTINGNYA KEESAAN ALLAH dlm 3 pribadi
tapi dalam 1 hakekat Allah di:

(Matius 28:19)
"Krn itu pergilah, jadiknlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam
nama "BAPA & ANAK & ROH KUDUS"

Jadi apakah yesus berkata baptislah dalam nama bapa, dalam nama Anak, dalam
nama Roh Kudus? tetapi justru yesus menerangkan bahwa hakekat Allah itulah
yaitu pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus sama seperti halnya yg dikatakan yesus
"...baptislah mereka dalam nama Bapa & Anak & Roh Kudus."

Dan lagi penekanan bahwa Allah itu esa dalam tiga pribadi yg bekerja:

(Markus 12:29)
"Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan
Allah kita, Tuhan itu esa."

(Yohanes 1:1-2)
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman

itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah."

(Yohanes 1:3)
"Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah
jadi dari segala yang telah dijadikan."

(Yohanes 1:14)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

(Yohanes 15:26)
"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang
keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku."

(1 Korintus 2:11)
"Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri
manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah
tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh
Allah."

Karena FirmanNya Allah sudah pasti terkandung hakekat Allah itu sendiri, yg
dinyatakan/diucapkan keluar dari Allah, maka seolah2 dilahirkan sebagai Anak
dari hakekat Allah atau Allah Anak, meskipun Allah itu secara biologis tak
beranak maupun diperanakkan :

(Yohanes 1:35) "Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan
kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."

Jadi konsep trinitas dalam iman kekristenan tidak dapat disembah secara
terpisah, melainkan dalam 1 penyembahan. Sebab dimana Allah itu ada, disitulah 
terdapat hakekatnya Firman (Anak) dan sekaligus RohNya (Roh Kudus). dan juga
dimana Firmannya ada, disitu bapa ada krn Anak tdk mgkn berada diluar
hakekatnya Allah begitupun Roh Kudus dimana ada, disitu pula Bapa & Anak Ada.

Jadi ketiganya itu tidak bisa dipisahkan dan dalam 3 pribadi ditulah hakekatnya Allah.

By: Jo-nath®

Friday, August 19, 2011

Persepuluhan apakah sebuah "KEWAJIBAN"???


Banyak sekali umat non kristen disekitarku mengkritik mengenai persepuluhan yang dilakukan oleh Pendeta, Gembala di gereja terhadap jemaatnya. Berbagai kritikan dilontarkan seperti mengatakan pendeta2 hidup bergelimpangan harta dengan hasil dari persepuluhan jemaatnya. Bahkan sampai hidup jauh diatas taraf kesejahteraan jemaatnya sendiri. Jadi bagaimana pandangan anda sendiri mengenai “Persepuluhan” ini? Apakah memang suatu kewajiban jemaat? Menurutku sendiri tidak perlu, dan bukanlah sebuah kewajiban. Bahkan secara tidak langsung, jemaat telah ditakuti dengan kutuk2 oleh “Oknum” pendeta dengan mencomot ayat2 yang ada dalam Firman Tuhan apabila tidak mengembalikan haknya Tuhan. Hal tersebut bisa dikatakan sebagai modus Gereja dimana menerapkan persepuluhan sebagai suatu Hukum yang mengikat (Wajib) bagi jemaatnya. Padahal kita sendiri tau, bahwa Persepuluhan pada dasarnya adalah termasuk dalam 613 Hukum Taurat, dan Yesus sendiri juga telah menggenapinya di kayu salib.

Mencermati lebih lanjut, dapat dilihat ayatnya sbb:

[Kejadian 14:16-20
16) Dibawanyalah kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu, serta harta bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan orang-orangnya.
17) Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja
18) Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.
19) Lalu ia memberkati Abram, katanya: ''Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
20) dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.'' Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.]

Dari sini yang pertama kali (mula-mula) memberikan persepuluhan adalah Abraham. Tapi apakah itu suatu kewajiban atau perintah dari Allah. Tidak. Abraham memberikan sepersepuluh itu sebagai suatu nazar seperti “hadiah” seorang rakyat kepada Raja. Jadi dari kasus Abraham tersebut merupakan itikad sendiri untuk memberikan bukan merupakan suatu keharusan dan tidak mengikat, begitupun dengan Yakub.

Dan dari persepuluhan itu berlanjut menjadi aturan langsung dari Allah sebagai salah satu dari hukum Taurat, [(Imamat 27:30) Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.
Untuk kasus Imamat tersebut merupakan aturan yang dibuat TUHAN untuk Israel, dan TUHAN memiliki alasan. Alasan utama adalah untuk mendukung segala pekerjaan di Rumah TUHAN dan juga mendukung hidup dari Suku Lewi yang tidak punya tanah warisan. Sejak awal, bangsa Israel telah mengikat perjanjian dengan TUHAN sehingga aturan-aturan yang dibuat oleh TUHAN berlaku kepada bangsa Israel. Dan lagi Hukum Taurat memiliki 613 aturan, apabila hanya melakukan 1 saja (Persepuluhan) tetapi mengabaikan yang lainnya, maka bersalah terhadap seluruhnya.

Kembali kepada pokok, jika 12 suku Israel termasuk suku Lewi, bisa disimulasikan sebagai berikut.
11 Suku menanggung 1 Suku (Lewi), berarti 1/10 dari 11 suku tersebut adalah 110%.
100% diambil oleh suku Lewi dan 10% untuk rumah Tuhan.
Suku Lewi memberi 10% dari yang didapatnya untuk rumah Tuhan.
Jadi persediaan rumah Tuhan adalah 10% + 10% = 20%
Dan pendapatan suku Lewi menjadi = 90%
Jadi 20% + 90% adalah 110% (sesuai dari pemberian 11 suku).

Mungkin bisa kita coba hitung dengan uang yang lebih real.
Asumsikan pendapatan 11 suku adalah 10 juta = 110 juta.
Maka persepuluhan dari 11 suku adalah 11 juta.
Dari 11 juta diambil 10 juta untuk suku lewi, dan sisa 1 juta untuk rumah Tuhan.
Suku Lewi memberi persepuluhan dari 10 juta = 1 juta.
Jadi rumah Tuhan adalah 1 juta + 1 juta = 2 Juta.
Pendapatan suku Lewi adalah 9 Juta.
Jadi 9 juta + 2 juta = 11 Juta (Pas!)


Simulasi diatas adalah 11 suku sebagai jemaat dengan suku lewi sebagai pelayan/imam Tuhan yang mengurus pekerjaan Tuhan, yang berarti 11 suku menopang 1 suku sebagaimana sudah dijelaskan diatas. Jadi bisakah hal ini diterapkan oleh Gereja sekarang. Saya rasa tidak.
Sejak dulu persepuluhan adalah hal atau hukum yang diajarkan Tuhan hanya kepada 12 suku Israel untuk menopang hidup dan kelangsungan pekerjaan Tuhan. Jadi mengapa gereja sekarang dengan oknum pendeta menerapkan persepuluhan kepada jemaat dengan ancaman kutuk2 segala.
Dan ini adalah ayat yang sering dipakai untuk dihadapkan kepada jemaat dengan kutuk2:

[Maleakhi 3:8-12
8) Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: ''Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?'' Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
9) Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
11) Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
12) Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.]

Pertanyaannya: apakah Tuhan harus dipancing berkatnya dengan hal seperti ini? Saya rasa tidak, jikapun begitu, tentulah Dia bukan Tuhan.
Bagaimana dengan pendapatan seorang jemaat yang hidup dengan taraf kemiskinan, jika harus lagi membayar persepuluhan, tentu sangat menyusahkan apalagi ditambah dengan ayat2 seperti diatas. Yang terpenting disini, adalah bagaimana kita menyikapi persepuluhan tersebut, dan bukanlah menjadi kewajiban seorang umat kristen!

Persepuluhan memang baik, dan mengajar kita kepada ketaatan untuk “memberi”, tetapi hal tersebut juga termasuk Hukum Taurat, dimana semua sudah disalibkan bersama dengan Yesus.
Bukankah kita sekarang hidup dalam Perjanjian Baru, dan Rasul Paulus pernah berkata:

[2Korintus 9:7
(7) Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.]
[2 Korintus 8:12
(12) Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.]


Jadi apabila fungsi dari suku lewi sebagai imam dipindahkan menjadi pendeta, bukankah kita juga berhak menerima bagian dari persepuluhan tersebut? Dan ada tertulis:
[1 Petrus 2:9
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib ]

Inilah yang sangat disayangkan, adanya Gereja-gereja yang mengajarkan persepuluhan dengan iming2 berkat apabila dilakukan dan dengan kutuk2 apabila tidak dilakukan. Yang dinilai disini adalah suatu “Praktek” persepuluhan yang dilakukan gereja dan menjadi suatu beban ataupun kuk berat yang harus dipikul oleh jemaat. Jika suatu gereja mengalami kondisi keuangan, adalah lebih pantas dan “jantan” untuk mengemukakan kepada jemaat dan saling bahu membahu untuk melangsungkan kelancaran rumah Tuhan. Dan janganlah hal tersebut menjadi suatu batu sandungan kepada para jemaat dimana belum mengetahui dan memaknai betul akan isi dari Firman Tuhan itu sendiri.

Jadi, bagaimana menurut Anda semua?

Nb.: Saya sendiri sudah tidak melakukan persepuluhan lagi selama hampir 1 tahun. Dan lebih baik buat saya mempersembahkan 100% hidup untuk Tuhan dan memberi untuk yayasan ataupun kepada yang lebih membutuhkan.

Note:
[Matius 25:40
40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.]

[1Korintus 9:1-19
1 Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?
2 Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.
3 Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.
4 Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum?
5 Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?
6 Atau hanya aku dan Barnabas sajakah yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan?
7 Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu?
8 Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata-kata demikian?
9 Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: ''Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!'' Lembukah yang Allah perhatikan?
10 Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.
11 Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?
12 Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.
13 Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu?
14 Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
15 Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!
16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
17 Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
18 Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
19 Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.]

[Matius 11:28-30
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.]

[Efesus 2:14-16
14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.]


****

Memahami Firman dalam Matius 10:34


Matius 10:34-40
10:34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
10:35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
10:36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
10:37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
10:38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
10:40 Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.

Dari penafsiran ayat ini bagi sebagian umat menangkap bahwa apa yang diucapkan oleh Yesus itu sungguh tidak masuk akal. Mereka beranggapan bahwa Yesus adalah sumber kekacauan pada dunia ini, dan kedatangan Yesus bukan membawa damai , keselamatan tetapi hanya membawa peperangan, pemisahan, serta perpecahan dalam lingkup keluarga antar keluarga maupun bersosialisai. Penafsiran seperti ini sangatlah fatal akibatnya kedepan dan bisa menjadi senjata mematikan bagi umat non kristiani untuk menyerang iman Kristen apabila hanya dipandang secara hurufiah saja.
Dan hal seperti ini juga telah menjebak saya sendiri masuk dalam salah satu kesalahan dan menjadi tersangka dalam penuduhan ayat2 tersebut. Beruntung akhirnya Yesus telah membuka mataku dan mengubah akan pola pemikiranku yg salah ini terhadap ucapan Tuhan Yesus tersebut, bahwa naas tersebut memang benar apa adanya dan memang telah tergenapi dari dulu, sekarang juga untuk yang akan datang. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya, dan Dia haruslah besar dan semakin besar.

Jika dipandang dalam segi hurufiah, memang benar pernyataan ayat2 tersebut diatas sangat tegas sekali. Tapi perkataan Yesus memang tepat sekali menggambarkan kondisi akan hidup didunia ini dan tidak meleset.
Tapi satu hal yang pasti, Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan akan peperangan. Adakah Yesus saat mengajar membawa pedang? Adakah Yesus saat berkeliling mencari umatNya dengan mengenggam sebilah pedang? Dan adakah Yesus saat berkhotbah membawa sebilah pedang untuk menakuti dan menebas orang apabila ia ditolak? TIDAK! Tetapi kebalikannya, Yesus mengajarkan dengan penuh kasih dan memberi teladan untuk kita apa itu kasih. Ia mengajarkan untuk berbuat baik, tidak melawan apabila kita disakiti dan turut mendoakan bagi mereka yang menyakiti kita. Bahkan dalam detik2 terakhirpun tidak keluar sumpah serapah dari mulut-Nya. “Sebab pembalasan adalah hak Allah” – demikianlah salah satu yang diajarkan Yesus.

Sesungguhnya apa yang diucapkan Yesus dalam naas tersebut adalah mengenai AKIBAT AKAN KEDATANGANNYA didunia ini. Dimana seseorang yg tulus ikut dalam kehidupan Kristus akan mengalami peperangan dalam keluarga. Dimana satu atau dua orang dan lainnya (keluarga) menerima iman Kristus, maka pertentangan dalam anggota yang lainnya dalam lingkup sekitarnya akan tampak. Dan dalam zaman ini memang juga telah tergenapkan. Sebab kita yang telah diselamatkan, kita tau, kita mengenal Tuhan yang kita sembah, kita menyembah Allah yang hidup, bukan Allah yang dibuat oleh tangan manusia yang kepadanya kita memberi makan, yang kepadanya kita mendandani. Sebab seperti Firman-Nya: “Langit adalah tahta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Tetapi bagi mereka yang belum menerima Yesus pastilah akan terjadi pertentangan seperti itu baik yang kecil maupun sampai yang besar, ataupun bagi mereka yang memang tidak ingin menerima akan Yesus. Dan haruslah kita yakin bahwa Yesus adalah sumber kasih dan kasih-Nya tidak akan pernah berkesudahan, sebab Allah sendiri akan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya.


Damai Yesus Kristus selalu beserta kita semua. Amin.

(Artikel terkait di: www.sarapanpagi.org)